BAB IV
AKHLAK TERCELA
A. Pengertian Akhlak Tercela
Definisi akhlak menurut Imam
AI-Ghazali adalah: Ungkapan tentang sikap jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak memerlukan pertimbangan atau
pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu khalaqa-yahluqu,
artinya menciptakan, dari akar kata ini pula ada kata makhluk (yang
diciptakan) dan kata khalik (pencipta), maka akhlak berarti segala sikap
dan tingkah laku manusia yang datang dari pencipta (Allah swt).
Sedangkan moral berasal dari maros (bahasa latin) yang berarti adat
kebiasaan, disinilah terlihat berbeda antara moral dengan akhlak, moral
berbentuk adat kebiasaan ciptaan manusia, sedangkan akhlak berbentuk
aturan yang mutlak dan pasti yang datang dari Allah swt. Kenyataannya
setiap orang yang bermoral belum tentu berakhlak, akan tetapi orang yang
berakhlak sudah pasti bermoral. Dan Rasulullah saw di utus untuk
menyempurnakan akhlak manusia sebagaimana sabdanya dalam hadist dari Abu
Khurairah, “Sesungguhnya aku diutus Allah semata-mata untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia.”
Dengan demikian, akhlak (perilaku) tercela adalah semua sikap dan
perbuatan yang dilarang oleh Allah, karena akan mendatangkan kerugian
baik bagi pelakunya ataupun orang lain.
B. Ruang Lingkup Aklaq Tercela
Akhlaq tercela mencakup dua hal yang darinya suatu perilaku dapat dinilai buruk, yaitu :
a. Hal-hal yang berhubungan dengan ucapan atau perkataan yang buruk.
b. Hal-hal yang behubungan perbuatan yang buruk.
C. Macam-Macam Akhlak Tercela
1. Sifat Iri
a. Pengertian Iri
Iri artinya tidak senang orang lain memperoleh nikmat. Biasanya
sifat iri ini selalu dibarengi dengan sifat dengki. Sifat iri dalam
kehidupan sehari-hari ini sangat banyak sasaranya antara lain iri
terhadap tetangga yang kaya, atau iri terhadap orang lain sukses dalam
usaha dan sebagainya. Sifat ini sangat dicela dalam ajaran islam karena
sifat iri sangat mengganggu ketentraman jiwa dan bahkan dapat
menimbulkan pertengkaran satu dengan yang lain.
b. Bahayanya
Bahaya iri hati adalah :1) Sifat iri jika berlebihan akan menjadi dengki, artinya bukan saja tidak senang melihat orang lain melihat orang lain mendapatkan kenikmatan, melainkan ia akan mengharapkan kenikmatan itu berpindah kepadanya.
2) Iri hati dapat menimbulkan perbuatan jahat.
3) Iri hati dapat menimbulakan perasaan jengkel terhadap yang menyamai atau menandinginya.
4) Iri hati dapat meniimbulkan peraaan takabur.
c. Pencegahannya
Untuk mmenghindari sifat iri dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
1) Menerima dan mensyukuri bahwa hasil yang sudah diperoleh adalah nikmat dari Allah sehingga merasa bahwa semua itu sudah berlaku dengan seadil-adilnya.
2) Menyadari bahwa kebahagian di dunia itu hanya sementara sedangkan kebahagian yang kekal itu ada di akhirat.
3) Berusaha dengan keras sambil bertawakkal agar mendapat kebahagian sesuai dengan usahanya.
2. Dengki
a. Pengertian Dengki
Dengki adalah merasa tidak senang melihat orang lain mendapatkan
anugrah kenikmatan dari Allah SWT. Menginginkan agar kenikamatan
tersebut pindah padanya. Sifat ini sangat membahyakan bagi dirinya ia
selalu mencari-cari kelemahan orang lain. Jalan yang ditempuh suka
menceritakan kejelekan orang lain pada masyarakat, dengan bermacam-macam
dalih.
Rasulullah telah memberikan bimbingan kepada kita agar umatnya tidak dengki, iri hati atau hasut sebagai berikut :
Artinya : “Jauhilah olehmu dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebajikan sebagaimana api memakan kayu (HR. Abu dawud).
b. Bahayanya
Bahaya yang mempunyai sifat dengki antara lain :
1) Menimbulkan sifat dan sikap serta tingkah laku yang hina.
2) Dapat menimbulkan sifat permusuhan.
3) Tidak disenangi orang banyak
4) Menimbulkan perasaan dendam
c. Pencegahannya
Menghindarinya dengan cara, antara lain sebagai berikut :
1) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah.
2) Menyadari dengki dapat menghapus kebaikan.
3) Meningkatkan syukur kepada Allah SWT.
3. Buruk Sangka
a. Pengertian Buruk Sangka
Buruk sangka adalah sikap yang bisa merugikan kepada pihak lain,
sebelum ada bukti yang kuat dan kuat dan jelas orang lain sudah dituduh
dengan dakwaan yang jelek-jelek. Pendapat pribadinya ini hanya
didasarkan pada kasak kusuk dan kabar burung yang tak jelas sumbernya.
Buruk sangka atau su’udhon bisa berakibat fatal bagi orang-orang yangg
menjadi sasarannya.
Oleh karena itu, Allah menyuruh untuk menjahui sifat buruk sangka ini Allah berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ
بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ
بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا
فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat
lagi Maha Penyayang”. (Q.S Al-Hujurat :12)
b. BahayanyaBahaya buruk sangka dalam kehidupan sehari-hari antara lain, dapat
1) Memecah persatuan dan persaudaraan
2) Menjatuhkan nama baik seseorang
3) Merusakak iman
c. Pencegahannya
Cara menghindari buruk sangka antara lain:
1) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah
2) Menyadari setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan
3) Menyadari buruk sangka termasuk perbuatan dosa.
4. Fitnah dan Adu Domba
a. Pengertian Fitnah dan Adu Domba
Fitnah adalah menyiarkan rahasia (aib) seseorang kepada orang
lain padahal orang itu tidak pernah melakukannya. Allah SWT dalam Al
Quran :
Artinya : “Dan janganlah engkau patuhi orang yang suka bersumpah dan
suka menghina, suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah, yang
merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan banyak dosa, yang
bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya, karena dia kaya
dan banyak anak”.
(QS. AL Qalam: 10-14)
Fitnah dan adu domba adalah sikap mental yang ingin mencelakakan orang
lain. Dengan harapan dan tujuan akan memperoleh keuntungan di balik
semua ini. Akibat fitnah yang berupa perpecahan, pertikaian, dan
permusuhan akan memperlemah masing-masing pihak yang berselisih ini.
Dengan demikian si tukanfitnah akan dapat menguasai atau mengatur
mereka.
b. BahayanyaBahaya fitnah merugikan orang lain juga merugikan diri sendiri yaitu:
1) Menyebabkan orang yang difitnah menderitata
2) Menyebabkan orang yang difitnah dikucilkan masyarakat
3) Menyebabkan orang yang difitnah sulit mngembalikan nama baiknya
4) Merusak iman
c. Pencegahannya
1) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah
2) Menyadari fitnah itu dilarang oleh Allah
5. Khianat
a. Pengertian khianat
Khianat artinya menyia-nyiakan kepercayaan orang lain.
Allah berfiman :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. dan
ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.( Q.S Al Anfal :
27-28)
Betapa pentingnya menunaikan amanah, baik amanah dari Allah maupun
amanah di antara sesamanya. Oleh karena itu sebagai orang muslim kita
harus dapat menghindari sifat khianat agar ketentraman dapat terlaksana
dengan baik.
b. BahayanyaKhianat dapat membahayakan manusia anrara lain :
1) Merugikan orang lain yang dikhianati
2) Penghianat tidak akan dpercaya orang lain
3) Khianat merugikan bangsa dan negara apabila yang dikhianati itu bangsa dan negara
c. Pencegahannya
Cara menghindari khianat yaitu:
1) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah
2) Menyadari kehidupan didunia merupakan ujian dari Allah.
D. Penanggulangannya
1. Pembinaan Akhlaq
Pembinaan adalah suatu usaha untuk membina. Membina adalah
memelihara dan mendidik, dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar
oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik
menuju terbentuknya kepribadian utama.
Maksud dan tujuan pendidikan akhlaq atau kesusilaan adalah memimpin anak
setia dalam mengerjakan segala sesuatu yang baik dan meninggalkan yang
buruk atas kemauan sendiri dalam segala hal dari setiap waktu.
2. Peningkatan Kualitas Akhlaka) Selalu mengingat Allah SWT dimanapun dan kapanpun
b) Menyadari bahwa hidup di dunia hanya sementara sehingga harus dimanfaatkan sebaik mungkin
c) Selalu bertaubat dan beristighfar
d) Selektif memilih teman
e) Menjauhkan diri dari tempat-tempat yang banyak maksiat
f) Meneladani kehidupan para nabi
g) Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT
0 komentar:
Posting Komentar